Wanita ini menangis tatkala melihat
beberpa butir nasi yang jatuh diinjak oleh orang ketika ia sedang menimati
makan di sebuah warung. Memang tak ada permasalahan, tak ada yang perlu
dibenarkn. Tetapi adalah suara hati. Dia adalah seorang pedagang sayur. Usianya
yang renta, keriput tulang pipi dan kulitnya, tak membuat ia lelah meskipun
statusnya kini seorang janda tanpa dikaruniai seorang anak. Terkadang kerinduan
yang mendalam akan kasih sayang, mendamba seorang anak sholeh atau sholehah
terlenakan kesayuan akan fikiran dan nuraninya. Akan tetapi, ia bersyukur
dengan apa yang miliki sekarang, yaitu mengisi hatinya dengan sang suami dengan
rasa bahagia, karena diberikan oleh Allah SWT berbagai anugerah dan memungkinkan
sepenuhnya untuk mengapresiasikan segala hal yang muncul dalam kehidupan
barunya
Rencana Allah SWT memng tidak ada yang
tahu, termasuk takdir. Ujian terberat dialami wanita ini, suaminya meninggal
dunia karena kecelakaan lalu lintas ketika hendak berangkat kerja. Sungguh
baginya gelap dan luluh sudah harapan, impian, keinginan bersama, berbagi,
suka, duka. Tetesan air mata ia tumpahkan dalam limpahan sujud dan tasbihNya.
Tidak akan hanyut dan menyia-nyiakan, ia optimis untuk berusaha untuk meningkatkan
perolehan anugerah-Nya yang lain dan mampu menerima keadaan sekarang sebagai
kenyataan, dan Insya Allah akan terasa ringan dan bisa menghadapi setiap sisi
hidup dengan rasa bahagia sebagaimana layaknya Kehadiran Cahaya yang Akan
Membuat Kegelapan Segera Menghilang dan Sirna. Ia bangkit dan siap bahwa Allah
SWT selalu bersamanya.
Apalagi hatinya remuk apabila hal yang
sekali seperti gumpalan butir nasi yang jatuh di jalan tadi. Baginya, sebutir
nasi yang berasal dari padi ibarat langkah hidup yang berawal dari kelimpahan
kasih sayang dan kelincahan orang tua yang telah merawat, membesarkan, serta
mengajarkan arti kehidupan yang cerdas dan berakhlak. seperti bibit padi yang
ditanam, lalu disiram, dan dirawat hingga tumbuh subur. Lalu menghasilkan sang
padi yang berbentuk lonjong melancip di sisi atas dan bawah yang
mengibaratkan kekuatan dalam menjalani hidup dan bagian tengah yang melebar dan padat ibarat rezeki dari Allah SWT,
dan laranganNya untuk tidak serakah ketika mendapat rezeki. mencukupi
kebutuhannya dan yang pasti amal jariyah J
Dalam
Q.S Al-Ankabuut ayat 17 yang artinya “ Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain
dari Allah SWT tidaklah kuasa memberi rezeki kepadamu. Mintalah rezeki kepada
Allah, Sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya, dan hanya kepada-Nya lah kamu
akan kembali.” Al miftah_sejuk
di mata_sejuk di hati J
-Wulan Arfina Ryani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar